ࡱ> [!1Wbjbj sΐΐ N $[[[[[RRR$<-RRRRR[[וH8H8H8R[[H8RH8H8~X8[0CD1@Xp0ݚ7ݚݚRRH8RRRRRH8RRRRRRRݚRRRRRRRRR :!EFEKTIFITAS EDUKASI DAN SIMULASI MANAJEMEN BENCANA TERHADAP KESIAPSIAGAANAN MENJADI RELAWAN BENCANA PADA MAHASISWA STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI RAHMANIA AMBARIKA STIKes SURYA MITRA HUSADA KEDIRI E-mail :rahmania.ambar@gmail.com ABSTRACK : Handling the initial disaster volunteer efforts are needed to empower the disaster to reduce the negative impact of the disaster. The low desire to become volunteers because they do not have adequate knowledge about disaster preparedness volunteer. The process of consideration as a volunteer is not easy because it involves processes kongnitif in decision-making. The readiness of individuals to volunteer disaster demonstrated by their knowledge, skills and abilities acquired through education and learning. Planting process to volunteer disaster preparedness can be given through education and disaster simulation. The purpose of this research want to Know Effect Disaster Management Education and disaster simulation To The Readiness Become a Disaster Volunteer. This research design using Pra eksperimental approach one group pre - post test design. The population is all the students semester VIII in ners program of STIKes Surya Mitra Husada Kediri as many as 92 and used purposive sampling technique, respondents was taken with a purposive sampling and get 50 respondets. The results showed that Readiness Become a Disaster Volunteer Before Disaster Management Education that most of the respondents in the category Not Ready as many as 37 (74%) respondents and After as many as 44 (88%) respondents. The data analyze in this research used Wilcoxon test, and showed p value (0,000) means has a relation between Disaster Management Education and disaster simulation To The Readiness Become a Disaster Volunteer. Disaster management education can increase student motivation to participate in the response to the disaster victims and this method is very successful. Keywords : Disaster Management Education, Simulation, Readiness, a DisasterVolunteer ABSTRAK : Penanganan awal bencana diperlukan upaya memberdayakan relawan bencana untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Masih rendahnya keinginan untuk menjadi relawan karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang adekuat tentang kesiapan menjadi relawan bencana. Proses pertimbangan menjadi relawan bukanlah hal yang mudah karena melibatkan proses kongnitif dalam pengambilan keputusan. Kesiapan individu menjadi relawan bencana ditunjukkan oleh adanya pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang diperoleh melalui proses pendidikan dan belajar. Proses Penanaman kesiapan menjadi relawan bencana dapat diberikan melalui pendidikan dan simulasi bencana.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Menjadi Relawan Bencana Pada Mahasiswa. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Pra eksperimental dengan desain one group pre - post test design. Populasinya seluruh mahasiswa semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri berjumlah 92 dan melalui teknik Purposive Sampling didapatkan 50 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Sebelum Dilakukan Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana sebagian besar responden dalam kategori Tidak Siap adalah sebanyak 37 (74%) responden dan sesudah adalah sebanyak 44 (88%) responden. Analisa data dengan uji statistik Wilcoxon, didapatkan p value = 0,000 artinya ada pengaruh Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana Terhadap Kesiapan Menjadi Relawan Bencana. Edukasi dan simulasi manajemen bencana sebagai salah satu media terbaik untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi relawan bencana karena melalui proses pembelajaran dengan dilakukan edukasi dan simulasi bencana dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kemampuan mahasiswa menjadi relawan bencana sehingga akan meningkatkan kesiapsiagaan menjadi relawan. Edukasi dan pelatihan bencana diperlukan untuk diterapkan di institusi sehingga semua mahasiswa memiliki kesiapsiagaan untuk menjadi relawan bencana karena bencana bisa datang sewaktu-waktu dan itu membutuhkan relawan bencana. Kata Kunci : Edukasi , Simulasi, Manajemen Bencana, Kesiapasiagaan, Relawan Bencana PENDAHULUAN Bencana merupakan suatu kejadian yang mengganggu kehidupan normal. Penanganan yang segera atau cepat setelah kejadian sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana yang bisa menyebabkan kematian atau mengancam nyawa. Penanganan awal pada bencana diperlukan upaya memberdayakan relawan dan masyarakat itu sendiri untuk mengurangi dampak negatif dari bencana (Cahyono, 2014). Dibutuhkannya kesiapan masyarakat maupun tenaga kesehatan untuk menjadi relawan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fung (2008), bahwa sebagian besar perawat tidak siap menjadi relawan karena mereka tidak tahu apa yang harus dipersiapkan untuk menjadi relawan bencana. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Usher & Mayner (2011), 63% dari 39 institusi pendidikan didapatkan mahasiswa masih rendahnya keinginan untuk menjadi relawan. Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5 November 2015 oleh peneliti dengan wawancara didapatkan di kampus stikes Surya Mitra Husada Kediri hanya organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang sering menjadi relawan tetapi untuk keseluruhan mahasiswa semester VIII Program Studi Pendidikan Ners belum terlibat sebagai relawan bencana. Dari wawancara yang dilakukan pada 15 orang mahasiswa semester VIII didapati 6 orang mahasiswa bersedia atau siap menjadi relawan bencana dengan alasan mereka adanya rasa kemanusiaan dalam diri yang tinggi terhadap sesama, berempati pada korban bencana, peduli kepada sesama yang mengalami bencana, mereka juga memiliki rasa kemauan dan minat yang kuat untuk menjadi relawan bencana. Sedangkan 9 orang mahasiswa tidak siap menjadi relawan bencana dengan alasan mereka tidak memiliki pengetahuan dan ketrampilan menjadi relawan karena merasa tidak mampu menjadi relawan bencana dan juga ada perasaan takut dan malas karena menjadi relawan bencana dianggap sulit. Proses pertimbangan menjadi relawan melibatkan proses kongnitif berupa pengambilan keputusan. Penilaian dan pengambilan keputusan digunakan untuk menyeleksi diantara pilihan-pilihan atau mengevaluasi kesempatan-kesempatan yang ada (Stenberg, 2013). Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners merupakan calon perawat yang akan berperan sebagai relawan dan pemberi pertolongan pada saat bencana bagi masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners untuk memiliki pengetahuan kebencanaan yang adekuat serta kesiapan menjadi relawan bencana yang baik. Dengan pemberian edukasi dan simulasi manajemen bencana mahasiswa semester VIII akan mendapatkan tambahan pengetahuan seputar kesiapan menjadi relawan bencana. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan pendekatan Pra eksperimental dengan desain one group pre-post test design. Populasinya seluruh mahasiswa semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri berjumlah 92 dan melalui teknik Purposive Sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan 50 responden. Istrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner, SAP, dan panduan role play simulasi. Variabel Independen yang diteliti adalah Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana dan Variabel Dependen adalah Kesiapan Menjadi Relawan Bencana. HASIL PENELITIAN KARAKTERISTIK SUBYEK Tabel 1. Karakteristik subyek dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, tempat tinggal, sumber biaya, kesiapan menjadi relawan sebelum dan sesudah edukasi manajemen bencana. NoKarakteristikN%1 Usia (th) <20 20-25 >25 7 25 18 14 50 362 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan  31 19 62 383Tempat tinggal Kost/kontrak Ortu Saudara dekat  42 7 1 84 14 24Sumber biayaOrtu Saudara 48 296 45Kesiapsiagaan (sebelum) Tidak siap Cukup siap Siap 37 9 474 18 86Kesiapsiagaan (setelah)Tidak siap Cukup siap Siap 4 2 448 4 88Total50100Sumber: Hasil analisa data, Tahun 2016. Berdasarkan Tabel 1 diatas di ketahui dari 50 responden, setengah dari total responden adalah kelompok Usia 20-25 Tahun yaitu sebanyak 25 (50%) responden, jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 31 (62%) responden, hampir seluruh responden adalah kelompok responden bertempat tinggal di Kost/Kontrakan yaitu sebanyak 42 (84%) responden, dibiayai oleh Orang Tua sebanyak 48 (96%) responden, kesiapan menjadi relawan bencana sebelum dilakukan edukasi manajemen bencana dalam kategori tidak siap adalah sebanyak 37 (74%) responden dan setelah dilakukan edukasi manajemen bencana hampir seluruh responden dalam kategori siap adalah sebanyak 44 (88%) responden. Tabel 2 : Hasil Uji Statistik Edukasi dan simulasi Manajemen BencanaTingkat SignifikansiSebelum0.000Sesudah0.000 Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Uji Wilcoxon, dengan nilai ( = 0,05 didapat hasil p value = 0,000 (p < 0,05) sehingga H0 ditolak. Dengan demikian ada Pengaruh Edukasi dan Simulasi Manajemen Bencana Terhadap Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri. PEMBAHASAN Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Sebelum Dilakukan Edukasi dan Simulasi Manajemen Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kesiapsiagaan Menjadi Relawan Bencana Sebelum Dilakukan Edukasi dan Simulasi Manajemen Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri sebagian besar responden dalam kategori Tidak Siap adalah sebanyak 37 (74%) responden. Hal ini menunjukan bahwa alasan responden tidak siap menjadi relawan korban bencana oleh karena responden masih mempertimbangkan keputusan yang akan diambil dimana menjadi relawan bukan hal yang mudah. Disamping itu juga ada responden yang trauma terhadap kejadian bencana yang pernah dialami sebelumnya. Proses pertimbangan menjadi relawan melibatkan proses kongnitif berupa pengambilan keputusan. Penilaian dan pengambilan keputusan digunakan untuk menyeleksi diantara pilihan-pilihan atau mengevaluasi kesempatan-kesempatan yang ada (Stenberg, 2013). Pengambilan keputusan untuk menjadi relawan tidaklah mudah. Relawan menekankan pada nilai personal seperti kasih sayang pada orang lain, keinginan untuk menolong orang lain, membantu seseorang lepas dari kesulitan dan manfaat relawan bencana misalnya, rasa senang membantu korban bencana alam sebab dapat meringankan penderitaan orang lain, ada rasa bangga menjadi relawan, ada imbalan yang menguntungkan bagi pribadi relawan, dapat meningkatkan rasa percaya diri dan melatih diri untuk peduli dengan orang lain (Sears, 2012). Relawan bukanlah suatu pekerjaan yang rutin karena tidak terjadi setiap waktu dan bersifat insidental. Banyak faktor yang mempengaruhi keinginan individu dewasa untuk menjadi relawan. Salah satu faktor yang mendorong adalah sikap yang lebih berfokus pada hubungannya dan keturunannya, misalnya seseorang menjadi relawan karena oang tuanya juga merupakan relawan. Karakteristik yang ada dalam sikap yang lebih berfokus pada hubungannya dan keturunannya adalah adanya sikap peduli, mengayomi dan mengatur (Stenberg, 2013). Hasil kuesioner menunjukan bahwa menjadi relawan bencana membutuhkan kondisi fisik sehat atau tidak mengidap penyakit, serta perasaan takut dan cemas dan menjadi relawan merupakan hal yang sulit atau tantangan bagi diri sendiri untuk membantu orang lain.Perasaan cemas dan takut didasari karena kurangnya kesiapan mereka untuk menjadi relawan karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan mereka untuk menjadi relawan Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Setelah Dilakukan Edukasi Manajemen Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri Edukasi dengan tehnik pemberian informasi dan simulasi manajemen bencana merupakan salah satu media terbaik untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi relawan bencana. Hampir seluruh mahasiswa dalam kategori Siap adalah sebanyak 44 (88%) responden untuk membantu korban bencana. Hal ini menunjukan bahwa edukasi manajemen bencana merupakan metode yang tepat dalam merubah sikap dan perilaku responden untuk menjadi seorang relawan. Pengetahuan, informasi dan cara penanggulangan bencana yang diberikan peneliti melalui pemberian informasi dan role play simulasi bencana dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kemmapuan responden dalam penanggulangan bencana serta meningkatkan motivasi untuk menjadi relawan karena mereka merasa siap dengan bekal pengetahuan yang baik untuk menjadi relawan bencana. Setelah mendapatkan edukasi dan simulasi manajemen bencana responden merasa empati dan ingin dapat terjun langsung membantu korban bencana. Oleh Karena itu fungsi edukasi dan simulasi manajemen bencana sebagai salah satu media terbaik untuk mempersiapkan mahasiswa terhadap bencana. Pada pendidikan bencana tingkat kesiapan menjadi relawan bencana akan didiskusikan untuk kemudian ditingkatkan melalui proses pembelajaran kemudian dilakukan roleplay simulasi bencana untuk lebih meningkatkan kesiapan untuk menjadi relawan. Kesiapan individu terhadap kesiapan menjadi relawan bencana juga ditunjukkan oleh adanya pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang diperoleh melalui proses pendidikan dan belajar (Clust, 2012). Manajemen bencana didefinisikan sebagai serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi (UU No. 24 Tahun 2007). Manajemen bencana dirumuskan sebelum bencana terjadi. Siklus manajemen bencana diawali dengan kegiatan sebelum terjadinya bencana yang meliputi kegiatan mitigasi (mengurangi dampak dari bencana) dan kesiapsiagaan (preparedness). Saat bencana terjadi dilakukan kegiatan tanggap darurat (emergency response) dan selanjutya adalah kegiatan rekonstruksi. Dimana berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hampir seluruh responden baik laki-laki maupun perempuan siap untuk terjun langsung menolong korban bencana dimana dengan informasi dan pengetahuan yang diberikan peneliti melalui edukasi dan simulasi manajemen bencana menjadi bekal meningkatkan kesiapan mahasiswa . Mahasiswa lebih paham xsegala sesuatu yang harus disiapkan ketika menjadi relawan seperti mempersiapkan disaster Kit (P3K) seperti kotak, set luka, obat-obatan, handpone, alat pemadam api, nomor telepon darurat (polisi, pemadam kebakaran).Dengan diberikannya roleplay simulasi bencana, mahasiswa diperlihatkan secara langsung kondisi bencana. Pengaruh Edukasi Dan Simulasi Manajemen Bencana Terhadap Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Uji Wilcoxon, dengan nilai ( = 0,05 didapat hasil p value = 0,000 (p < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian ada Pengaruh Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana Terhadap Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri. Perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan edukasi dan simulasi manajemen bencana diketahui bahwa sebelum peneliti melakukan edukasi dan simulasi manajemen bencana mahasiswa merasa tidak siap oleh karena disebabkan perasaan cemas, takut, kesibukan diluar aktifitas kuliah bahkan menciptakan banyak alasan untuk tidak menjadi seorang relawan bencana. Akan tetapi setelah peneliti memberikan edukasi dan simulasi manajemen bencana diketahui bahwa hampir seluruh mahasiswa merasa mempuyai bekal pengetahuan yang baik bahkan timbul rasa simpati dan empati untuk dapat terjun langsung menolong korban bencana. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kesiapan mahasiswa untuk menjadi relawan bencana sebelum diberikan edukasi dan simulasi tentang manajemen bencana dimana diketahui 37 (74%) responden mahasiswa masih mempertimbangkan keputusan yang akan diambil oleh karena menjadi relawan bukan hal yang mudah. Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana merupakan metode yang sangat bagus dan merupakan salah satu media terbaik untuk mempersiapkan mahasiswamenjadi relawan bencana. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Sebelum Dilakukan Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri sebagian besar responden dalam kategori Tidak Siap adalah sebanyak 37 (74%) responden. Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Setelah Dilakukan Edukasi dan simulasi Manajemen Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri hampir seluruh responden dalam kategori Siap adalah sebanyak 44 (88%) responden. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Uji Wilcoxon, dengan nilai ( = 0,05 didapat hasil p value = 0,000 (p < 0,05) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian ada Pengaruh Edukasi Manajemen Bencana Terhadap Kesiapan Menjadi Relawan Bencana Pada Mahasiswa Semester VIII Program Studi Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri. Saran Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Semester VIII Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners untuk memperoleh informasi tentang manajemen bencana terhadap kesiapan menjadi relawan pada mahasiswa terhadap risiko bencana di kampus STIKes Surya Mitra Husada Kediri terutama Program Studi Pendidikan Ners semester VIII. Bagi Program Studi Pendidikan Ners dan STIKes Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi Program Studi Pendidikan Ners dan STIKes Surya Mitra Husada Kediri untuk memperoleh informasi mengenai edukasi manajemen bencana terhadap kesiapan menjadi relawan bencana pada mahasiswa di kampus STIKes Surya Mitra Husada, terutama Program Studi Pendidikan Ners sehingga dapat menindaklanjuti penyediaan edukasi dan adanya pelatihan manajemen bencana dan kesiapan menjadi relawan bencana di lingkungan kampus DAFTAR PUSTAKA A. Aziz, Alimul Hidayat. 2010. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Penerbit. Salemba Medika. Clust, Michael, R.J.Human,dan D.M.Simpson.(2007).Mapping and rail safety: the development of mapping display technology for data communication. Center for Hazards Research and Policy Development. Dalyono, 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Darwis, S. D. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : EGC. Djamarah, 2012. Strategi Belajar Mengajar. Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Forum Keperawatan Bencana, 2014. Keperawatan bencana. Banda Aceh: PMI dan JRCS. Hatimah, I. 2013. Strategi Dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira. Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, 2012. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Edisi Revisi). Bandung : CV. Alfabeta. Rohani, A. 2010. Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional.Jakarta: Rineka Cipta. Sadirman, A. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Cetakan Kesembilan Belas. Jakarta : PT.Raja Gravindo. Slamet, M. 2012. Voluntary Organization. margonoipb. files. wordpress. com/2009/03/8. volunteersm. ppt. Stenberg, J.R. 2014. The concept of creativity: prospect and paradigms. Handbook of creativity. Cambridge: University press. Santamaria, Barbara.(2009).Community Health Nursing Theory & Practice. Newjersey: Pearson Education. Slameto, 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Usher, kim dan Lidia Mayner. 2011. Disaster nursing: a descriptive survey of australian undergraduate nursing curricula Australasian Emergency Nursing Journal,14,1-5.  !+^ aoTBoTB#h&h9k6CJOJQJ^JaJ4h6h9kCJOJPJQJ^JaJmH nH!sH tH!4h&h9kCJOJPJQJ^JaJmH nH!sH tH!#h&h9k5CJOJQJ^JaJ&h&h9k56CJOJQJ^JaJh&h9kOJQJ^Jh&hOJQJ^Jh&5CJOJQJ^JaJ&h&h56CJOJQJ^JaJ#h&h5CJOJQJ^JaJ4f. $ Fa$gd$Ud^`Ua$gd&$d]a$gd&$nd^n`a$gd& $da$gd&$d]a$gd$d]a$gd&ahW׼׭יwcQ@.@.@#h&h6CJOJQJ^JaJ h&hCJOJQJ^JaJ#h&h5CJOJQJ^JaJ&h&h&56CJOJQJ^JaJ h9k56CJOJQJ^JaJ h&56CJOJQJ^JaJ&h&h9k56CJOJQJ^JaJh&6CJOJQJ^JaJ4h6h9kCJOJPJQJ^JaJmH nH!sH tH!#h&h9k6CJOJQJ^JaJ,h&h9k6B*CJOJQJ^JaJphWwSU]jqI-;CDNPڵڵ~j~j~X#h&hBs55CJOJQJ^JaJ&h&h56CJOJQJ^JaJ#h&h5CJOJQJ^JaJ'h&h0J5CJOJQJ^JaJ h&heOCJOJQJ^JaJ h&hCJOJQJ^JaJ'h&h0J6CJOJQJ^JaJ$h&h0JCJOJQJ^JaJ#h&h6CJOJQJ^JaJ" "'"""""#ƸwjjWI;wh-$hV5OJQJ^Jh-$hWZ5OJQJ^J$h-$hL`OJPJQJ^JnH!tH!h-$h OJQJ^Jh-$hVOJQJ^Jh-$hpOJQJ^Jh-$h!S2OJQJ^Jh-$hOJQJ^Jh-$hL`OJQJ^Jh-$h7r5CJ\aJh-$h]^5CJ\aJhh&5OJQJ\^Jh&5B*CJaJphh5B*CJaJph """$$$$%%%%%& &$d$Ifa$gd $a$gd $da$gd gd$d`a$gdV $da$gdV$7d`7a$gdL`####$W$$$$$$$$$ %%%%%%4%N%ⶨrdVdI<h-$h/25OJQJ^Jh-$h}vOJQJ^Jh-$heQg5OJQJ^Jh-$h+h>5OJQJ^Jh-$h+h>OJQJ^Jh-$ho*OJQJ^Jh-$h 5OJQJ^Jh-$ho*5OJQJ^Jh-$hV5OJQJ^Jh-$hVOJQJ^Jh-$h 0JOJQJ^Jh-$hV0J6OJQJ^Jh-$hV0JOJQJ^Jh-$hV6OJQJ^JN%T%%%%&&&&& &&&&&(&.&0&D&˹saP?P h hr>CJOJQJ^JaJ h hmYCJOJQJ^JaJ#h h-W5CJOJQJ^JaJ h h+h>CJOJQJ^JaJ h h!S2CJOJQJ^JaJ#h hT$5CJOJQJ^JaJ#h h?*5CJOJQJ^JaJ#h h+h>5CJOJQJ^JaJh hs5OJQJ^Jh-$h&OJQJ^Jh-$hmYOJQJ^Jh-$hP^OJQJ^J &&&(&0&<&D&F&_QQQQQ@$d$Ifa$gd d$Ifgd kd$$Ifl\ B^ t044 laytD&F&V&X&j&l&n&t&&&&&&&&&&&&&&:'>'@'N'P'`'b'f'~''''ͼveͼS޼eͼ޼#h hs5CJOJQJ^JaJ h hzCJOJQJ^JaJ h hCJOJQJ^JaJ#h h}v5CJOJQJ^JaJ#h hmY5CJOJQJ^JaJ h h}vCJOJQJ^JaJ h hsCJOJQJ^JaJ h h!S2CJOJQJ^JaJ h hmYCJOJQJ^JaJ h hAcCJOJQJ^JaJ F&J&P&V&X&^&d&j&l&Nkd$$Ifl\ B^ t044 layt$d$Ifa$gd l&p&r&t&&&&&&&&&&$d$Ifa$gd $d$Ifa$gd d$Ifgd &&&&' '>'@'_QQQQQ@$d$Ifa$gd d$Ifgd kd$$Ifl\ B^ t044 layt@'F'J'N'P'V'\'`'b'Nkd^$$Ifl\ B^ t044 layt$d$Ifa$gd b'f'''''''''fUUU$d$Ifa$gd ykd($$Ifl0p  t044 layt$d$Ifa$gd d$Ifgd ''''''''''''''((((( (%(&((()(.(3(?(B(L(M(l(m(n(t(ͼޫyyͼgyͼU#h h*p 5CJOJQJ^JaJ#h hn=5CJOJQJ^JaJ h hn=CJOJQJ^JaJhI5CJOJQJ^JaJ#h hmY5CJOJQJ^JaJ h hsCJOJQJ^JaJ h h*p CJOJQJ^JaJ h h!S2CJOJQJ^JaJ h hmYCJOJQJ^JaJ h hzCJOJQJ^JaJ!'''''N@@d$Ifgd kd$$Ifl\ B^ t044 layt$d$Ifa$gd '''(((((( (#(%(ttttcccccc$d$Ifa$gd $d$Ifa$gd ykd$$Ifl0p  t044 layt %(&(((@(_N@d$Ifgd $d$Ifa$gd kdX$$Ifl\ B^ t044 layt@(A(B(M(X(^(`(b(e(g(i(l(ttttcccccc$d$Ifa$gd $d$Ifa$gd ykd0$$Ifl0p  t044 layt l(m(n(t(w({(_NN==$d$Ifa$gd $d$Ifa$gd kd$$Ifl\ B^ t044 laytt(v({(|((((((((((((())))4)B)C)sbUbUHUHUHUHU;h hmYOJQJ^Jh haOJQJ^Jh hL%OJQJ^J h hL%OJQJ^JmH sH h h;BOJQJ^J h hnBOJQJ^JmH sH )h h$B*OJQJ^JnH phtH h h+h>OJQJ^Jh h3OJQJ^Jh heQ5OJQJ^J h h!S2CJOJQJ^JaJ h h*p CJOJQJ^JaJ h hmYCJOJQJ^JaJ{(|(((8+9+:+X+_RARRRR$d`a$gd $da$gd kd$$Ifl\ B^ t044 laytC)**8+9+:+@+A+D+X+Y+a+n+++++,,K,ʸ؋zlz_Q_A_ jah-$haOJQJ^Jh-$ha6OJQJ^Jh-$haOJQJ^JhG4CJOJQJ^JaJ hG4haCJOJQJ^JaJh ha5OJQJ^J h h;BOJQJ^JmH sH h h;B5OJQJ^J#h h;B5OJQJ^JmH sH h hp5OJQJ^Jh haOJQJ^Jh hL%6OJQJ^Jh hL%OJQJ^JX+Y++++++h}kdp$$Ifl   0R v  t0   R644 lalytG4 $$Ifa$gd $da$gd ++++uu $$Ifa$gd }kd $$Ifl   0Rv t0   R644 lalytG4+++--!--G0|k^^Q@$7d`7a$gdV $da$gdV $da$gda$d`a$gd gd }kd $$Ifl   0Rv t0   R644 lalytG4K,^,n,o,{,|,--!-[-\-h-i-- ..C.D.P.Q.X5Ƹ᪜~p`SFS8ƸSh-$hV6OJQJ^Jh-$h-gOJQJ^Jh-$hVOJQJ^Jh-$hG456OJQJ^Jh-$hG45OJQJ^Jh-$hV56OJQJ^Jh-$hV5OJQJ^Jh-$hTC5OJQJ^Jh-$ha5OJQJ^Jh-$h)6OJQJ^Jh-$h)OJQJ^Jh-$ha6OJQJ^Jh-$haOJQJ^J!h-$haB*OJQJ^JphG0@1O3X5667:;=?BB=CDGHHH dgd$7d`7a$gd-g $da$gdx$7d`7a$gdx $da$gdV$7d`7a$gdVX555556V666777-8<8G88889N9O9999:":Q:a:b::::::y;;e<<==&?.?c?p???????:@D@@@+AAB޶޶ޛީީީީީގީީީީގޛޛޛޛގގh-$hxOJQJ^Jh-$hV6OJQJ^Jh-$heOOJQJ^Jh-$h:OJQJ^Jh-$hV5OJQJ^Jh-$h-gOJQJ^Jh-$hVOJQJ^J'h-$hVOJPJQJ\^JnH!tH!8BUBVBBBBBB=CtC|CCCCCDDDDDDDD6ECE?FLF GʼraPaPaPa!h-$h-gB*OJQJ^Jph!h-$hVB*OJQJ^Jphh-$hxOJQJ^Jh-$h-g6OJQJ^J!h-$hVB*OJQJ^Jph jah-$hVOJQJ^Jh-$hV6OJQJ^Jh-$h-g5OJQJ^Jh-$hV5OJQJ^Jh-$hx5OJQJ^Jh-$hVOJQJ^Jh-$h-gOJQJ^J GGGGGHHHTHUHHHHHHHH ICIDIPIQIPJQJ]J^JTK\KkKƵԚqq`Sqh-$h:OJQJ^J!h-$h:B*OJQJ^Jphh-$h6MK6OJQJ^Jh-$h6MKOJQJ^Jh-$hQ5OJQJ^Jh-$h}d5OJQJ^Jh-$hOJQJ^J!h-$h-gB*OJQJ^Jphh-$hV6OJQJ^Jh-$h-gOJQJ^Jh-$hVOJQJ^J!h-$hxB*OJQJ^JphH IJKLLLLM!NOOzz$d^a$gd-$$d^a$gdq$ & F) d*$^`a$gd6MKm$ d*$gd6MK$d^a$gd6MK$ & F'd*$^`a$gd6MKm$ $da$gd kKlKKKKKLLLLMM!NOOOOOOOOOO㶦㙶Č~tj]OAh-$hTC5OJQJ^Jh-$hp5OJQJ^Jh-$h-$OJQJ^JhpOJQJ^Jh-$OJQJ^Jh-$h:6OJQJ^Jh-$h:OJQJ^Jh-$hqOJQJ^Jh-$h6MK5OJQJ\^Jh-$h6MK5OJQJ^Jh-$h6MK6OJQJ^J!h-$h6MKB*OJQJ^Jphh-$h6MKOJQJ^J jah-$h6MKOJQJ^JOOOpP6QrQQRWRRR666666666666666666666666666666666666666666666666hH6666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666662 0@P`p2( 0@P`p 0@P`p 0@P`p 0@P`p 0@P`p 0@P`p8XV~ OJPJQJ_HmH!nH!sH!tH!J`J  Normal dCJ_HaJmH!sH!tH DA`D Default Paragraph FontRi@R 0 Table Normal4 l4a (k ( 0No List bob 7rDefault 7$8$H$-B*CJOJQJ^J_HaJmH!phsH!tH @@@ 7r List Paragraph ^m$6U6 / \0 Hyperlink >*B*pht#t  Table Grid7:V0 dH`2H /25 No SpacingCJ_HaJmH!sH!tH N/AN )No Spacing CharCJ_HaJmH!sH!tH *OQ* ) long_text*Wa* )`Strong5\>q>  List Paragraph CharFF oeP0Subtle Emphasis6B*]ph.X@.  @Emphasis6]O st<< skimlinks-unlinked Gjhps,, Gj short_textRR Z0 Balloon Text dCJOJQJ^JaJNN Z0Balloon Text CharCJOJQJ^JaJe !0HTML PreformattedA d2( Px 4 #\'*.25@9CJOJPJQJ^JaJtH!`` 0HTML Preformatted CharCJOJPJQJ^JaJtH!nR"n #;BBody Text Indent 2"dx^ CJOJPJQJ^JaJmH sH f1f ";BBody Text Indent 2 Char CJOJPJQJ^JaJmH sH PK![Content_Types].xmlj0Eжr(΢Iw},-j4 wP-t#bΙ{UTU^hd}㨫)*1P' ^W0)T9<l#$yi};~@(Hu* Dנz/0ǰ $ X3aZ,D0j~3߶b~i>3\`?/[G\!-Rk.sԻ..a濭?PK!֧6 _rels/.relsj0 }Q%v/C/}(h"O = C?hv=Ʌ%[xp{۵_Pѣ<1H0ORBdJE4b$q_6LR7`0̞O,En7Lib/SeеPK!kytheme/theme/themeManager.xml M @}w7c(EbˮCAǠҟ7՛K Y, e.|,H,lxɴIsQ}#Ր ֵ+!,^$j=GW)E+& 8PK!Ptheme/theme/theme1.xmlYOo6w toc'vuر-MniP@I}úama[إ4:lЯGRX^6؊>$ !)O^rC$y@/yH*񄴽)޵߻UDb`}"qۋJחX^)I`nEp)liV[]1M<OP6r=zgbIguSebORD۫qu gZo~ٺlAplxpT0+[}`jzAV2Fi@qv֬5\|ʜ̭NleXdsjcs7f W+Ն7`g ȘJj|h(KD- dXiJ؇(x$( :;˹! I_TS 1?E??ZBΪmU/?~xY'y5g&΋/ɋ>GMGeD3Vq%'#q$8K)fw9:ĵ x}rxwr:\TZaG*y8IjbRc|XŻǿI u3KGnD1NIBs RuK>V.EL+M2#'fi ~V vl{u8zH *:(W☕ ~JTe\O*tHGHY}KNP*ݾ˦TѼ9/#A7qZ$*c?qUnwN%Oi4 =3ڗP 1Pm \\9Mؓ2aD];Yt\[x]}Wr|]g- eW )6-rCSj id DЇAΜIqbJ#x꺃 6k#ASh&ʌt(Q%p%m&]caSl=X\P1Mh9MVdDAaVB[݈fJíP|8 քAV^f Hn- "d>znNJ ة>b&2vKyϼD:,AGm\nziÙ.uχYC6OMf3or$5NHT[XF64T,ќM0E)`#5XY`פ;%1U٥m;R>QD DcpU'&LE/pm%]8firS4d 7y\`JnίI R3U~7+׸#m qBiDi*L69mY&iHE=(K&N!V.KeLDĕ{D vEꦚdeNƟe(MN9ߜR6&3(a/DUz<{ˊYȳV)9Z[4^n5!J?Q3eBoCM m<.vpIYfZY_p[=al-Y}Nc͙ŋ4vfavl'SA8|*u{-ߟ0%M07%<ҍPK! ѐ'theme/theme/_rels/themeManager.xml.relsM 0wooӺ&݈Э5 6?$Q ,.aic21h:qm@RN;d`o7gK(M&$R(.1r'JЊT8V"AȻHu}|$b{P8g/]QAsم(#L[PK-![Content_Types].xmlPK-!֧6 +_rels/.relsPK-!kytheme/theme/themeManager.xmlPK-!Ptheme/theme/theme1.xmlPK-! ѐ' theme/theme/_rels/themeManager.xml.relsPK]  N8aW#N%D&'t(C)K,X5B GkKOQV1W,./0235;ACGIJKMOPQ &F&l&&@'b'''%(@(l({(X+++G0HOV1W-146789:<=>?@BDEFHLNRT ## AA@0(  B S  ?  +3=CMekqu{|DM` #,R].0 ahmq!(/6:W]   # * 5 D F K X c l u }    5 ; D M X \ d t  , W [ m q w y    " 0 6 S \   3 ; G K U _ j l q t z 7=GOUW^f IKLS`iy$.;DNPs}IN)!+!#!'!%!&!%KOjs'1!"24WY )46NT  "-7<>CEGHIWfjsx~#'.29:=?BCINRUWqs}   $ - 6 X ` !!!!!"!)!*!1!2!;!6M666666666777%777777788Z8b8p8y88888880919^9b9s9w999: :O:Y:f:j:::::::\;a;;;;;;;<<<(<v<z<==&=1=====a>e>n>v>>>"?'?/?:???????????@#@+@6@@@+A0A8ACAABB+B/B9BFBJBBBBBBBC#CZCbCgCqCCC6D>DDDDE6E?E6F;F]F^FsF}FFFFFFFFFG G%G'GJGKGQG[G|GGGGGGHH H*H4H6HLHUHaHhHrHtHHHHHHHHHHHIIII1I;IDIMIdIfIvIIIIIIIIIIIIIIIIJJ'J.JdJmJ~JJJJJJJJJJJKKK-KBKOKZKcKmKKKKKKKKK*L+L4L:L@LDLWL[LrL}LLLLLLLLLMMM'MJMLMWM]McMkMMMMMMM NN34efw`-.    "#,-79;<>@BCEGXYefjky{}~'(2389?@FINOQRUW""4"Z"["o"q"x"y"~""""""####$$!'"'(()***2,3,--}.~.1122z4{466`9b9::;;==??????@@AAZC\CaCbCCCDDDDFFFFJGKGGGHHLHMHHHHH1I2IvIwIIIJJ~JJJJOKPKKK*L+LLLMMcMdM NN33.. FF NN)> &mbI_}fE=-&QhpS0BmKl!NxwOM(؆E{(#-h\>-nV* '-2jd7L3XUkI9M09NV&V9S {?v,E8a&OIB#?Mb*gPxOh U X ΉXmN\(ΐ1q`]p_ RXa6][Vch6ddW4dVvSeR"l]Nl koB@YZ!tBd  z_O)b|2d}nP#r~*Im:)^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.99^9`56CJaJo(.^`o(.$ $ ^$ `o(.@ @ ^@ `.^`OJPJQJ^J.L^`L.^`.^`.PLP^P`L.8^8`5o(.^`. L^ `L. ^ `.x^x`.HL^H`L.^`.^`.L^`L.8^8`5o(.^`. L^ `L. ^ `.x^x`.HL^H`L.^`.^`.L^`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.I^I`o()^`. L^ `L. ^ `.^`.YL^Y`L.)^)`.^`.L^`L.)?)^)`?5.^`5OJPJQJ^J.$ $ ^$ `5)@ @ ^@ `6.^`.^`.^`.^`.PP^P`.$ $ ^$ `5OJPJQJ^J)^`5o(.$ ^$ `5o(.@ ^@ `6o(.^`.L^`L.^`.^`.PLP^P`L.^`o(.o^o`.? L^? `L. ^ `.^`.L^`L.^`.O^O`.L^`L.-^-`o(.^`. L^ `L. ^ `.m^m`.=L^=`L. ^ `.^`.L^`L.^`o(.^`.eL^e`L.5 ^5 `.^`.L^`L.^`.u^u`.EL^E`L.^`OJPJQJ^Jo(^`OJQJ^Jo(o p^p`OJQJo( @ ^@ `OJQJo(^`OJQJ^Jo(o ^`OJQJo( ^`OJQJo(^`OJQJ^Jo(o P^P`OJQJo(^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.z^z`5.J^J`. L^ `L. ^ `.^`.L^`L.Z^Z`.*^*`.L^`L.^`CJOJQJ^JaJo(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.^`o(.^`.L^`L. ^ `.R^R`."L^"`L.^`.^`.L^`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.8^8`o(.^`. L^ `L. ^ `.x^x`.HL^H`L.^`.^`.L^`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.pp^p`OJPJQJ^J.^`.pLp^p`L.@ @ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PLP^P`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.8^8`o(.^`. L^ `L. ^ `.x^x`.HL^H`L.^`.^`.L^`L.^`o(.^`.eL^e`L.5 ^5 `.^`.L^`L.^`.u^u`.EL^E`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.]^]`o(.-^-`.L^`L. ^ `. ^ `.mL^m`L.=^=`. ^ `.L^`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.^`o(.^`.$ ^$ `o(.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.^`5o(.o^o`.? L^? `L. ^ `.^`.L^`L.^`.O^O`.L^`L.^`o(.^`.a L^a `L.1^1`.^`.L^`L.^`.q^q`.AL^A`L.z^z`.J^J`. L^ `L. ^ `.^`.L^`L.Z^Z`.*^*`.L^`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.[ ^[ `o(.+^+`.L^`L.^`.^`.kL^k`L.;^;`. ^ `.!L^!`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L. 8^8`B*o(ph.^`. L^ `L. ^ `.x^x`.HL^H`L.^`.^`.L^`L.^`o(.p^p`.@ L^@ `L.^`.^`.L^`L.^`.P^P`. L^ `L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L.^`o(.^`.L^`L. ^ `.R^R`."L^"`L.^`.^`.L^`L.^`o(.^`.pL^p`L.@ ^@ `.^`.L^`L.^`.^`.PL^P`L. ^`PJ^Jo(.k ^k `o(;L^;`L. ^ `.^`.L^`L.{^{`.K^K`.L^`L.)_OI[Vc#r~'-2=097L3W4dYZ!tgP?v,E)b|&Q z> I_}S0OM(Xa koS <E{(#?Mq`]V9d}XXmN\\>-h U-t>dkI9SeIm]NlKl!))!!!!!!!!!*ڸ:x-n ~    !!!!!!!!t        !!!!!!!!!!!!!!!!!!28!!!!!!!!Tr\2٨z     !!!!!!!!&!!!!!!!!-0!!!!!!!!X!!!!!!!!!!!!!!!!!L]!!!!!!!!bX!!!!!!!!h:!!!!!!!!!!!!!!!!!B6!!!!!!!!         l        !!!!!!!!!rd!!!!!!!!%>%!!!!!!!!!!!!!!!!!_<!!!!!!!!!!!!!!!!!!!A!!!!!!TY!!!!!!!!d\ !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!2l!!!!!!!!؞2Z                 ޻!!!!!!!!!!!!!!!!!j*TTm!!!!!!!'Q0  ~ H] >Q2,x*y %wGIUmYU& CRc FQtXCs &3s *p "+"'2">w"#B$T$Z6%r?%&g?& 'S.'nJ'q'(S5(?*o*+a,_,KV.!S23G45/25`@5eQ5Bs5qb6B7:&;SV;9\<n=+h>r>w>@l@1@h2B;BnBTC8C?CZ]C[D_GI5I^KI6MKLyMN%N$PoePxPe R|S~S5[TmU/VX1VW-WcdXS Y/ \;\Au]%^]^`(`!fa)bKbab}dPpe1EgeQgsi/ckAl;mpn{np7rrr4=sv}v%x@x&`x:{G|2s|,}s}P^2Cky@LXy}3)3Y'i&Dcl?iCd1;@l+ ,b|mq%`)f3_(4X:p Ze,]S9kzZp,/$/-6p\*?+UI4x=-g%1WZtfIm[t a<'ZBZC}a(,&0yq8 )F7T7Nt`4+\T5tGj%`:fHtzaPt`zEcVWZ$ -$*{NL`Ye= 3eOk},[C^}L%nKd$ `_!Ac NN@ ( N@&P@UnknownG*Ax Times New Roman5Symbol3. *Cx Arial7.@ Calibri5. .[`)Tahoma?= *Cx Courier New;WingdingsA$BCambria Math"qhXIgVIgFg fB' fB'n20MM >QHP  $P 2!xxKettyUser)                           ! " # $ % & ' ( Oh+'0l   ( 4 @LT\dKetty Normal.dotmUser14Microsoft Office Word@} @:vW@e6@u fB՜.+,0 hp|  'M  Title  !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSUVWXYZ[]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~Root Entry F`)Data T1Table\WordDocument sSummaryInformation(DocumentSummaryInformation8MsoDataStore Aу0CNMXUCIRP2==2 Aу0CItem  PropertiesUCompObj y   F'Microsoft Office Word 97-2003 Document MSWordDocWord.Document.89q